Tuna Rungu adalah kondisi dimana individu tidak mampu mendengar dan hal ini tampak pada wicara atau bunyi-bunyian lain, baik dalam derajat frekuensi dan intensitas (Moores dalam Mangunsong, 1998).
Sedangkan menurut Wooden (dalam Garrison & Force, 1965) menjelaskan beberapa definisi, yaitu :
a. Deaf (tuli)
yaitu orang yang pendengarannya dengan atau tanpa alat bantu dengar tidak mampu menginterpretasikan percakapan.
b. Hard of Hearing (kesulitan mendengar)
yaitu kehilangan pendengaran tapi sisa pendengarannya masih bisa digunakan untuk menginterpretasikan percakapan dengan atau alat bantu dengar.
Jenis-jenis Ketunarunguan
Menurut Gardner (1972), ketunarunguan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Mild Deafness
beberapa mendeskripsikan “kesulitan pendengaran” dimana menggabungkan perkembangan bahasa anak dan memerlukan sedikit bantuan spesialis daripada jenis lainnyayang hanya menjamin masyarakat untuk sadar atau kurang perhatian.
b. Partial Deafness
kesulitan yang utama dalam pendengaran adalah mengajarkan suara yang luar biasa, memerlukan bantuan banyak pendengaran dibanyak kasus dan pelatihan dirumah bagaimana membuat menjadi lebih baik dalam sisa pendengarannya untuk memahami perkataan orang lain dalam mengembangkan kemampuan bicaranya.
c. Severe Deafness
kekurangan mendengar dalam suara yang keras dan jarak yang tertutup dan kekurangan frekuernsi untuk memahami apa yang didengarkan karena kurangnya pengalaman. memerlukan pelatihan intensif dan regular dirumah yang kemungkinan akan sangat membantunya dalam mendengar tetapi memerlukan perlakuan yang besar dalam membaca perkataan orang lain. anak dengan keturunan tuna rungu yang serius harus belajar mengembangkan bahasa yang cukup disekolah luar biasa tetapi masih mengikuti saran dari ahli spesialis.
d. Profound Deafness
Membutuhkan pelatihan intensif di rumah, dalam beberapa kasus pendengaran hanya sedikit suara yang bisa membantu pendengarannya tetapi tidak seperti desang berbicara dan hanya bisa memahami pada gerak bibir seseorang. tentu saja membutuhkan pelatihan yang intensif di rumah dan dibantu oleh spesialis dan dalam sekolah luar biasa, anak tuna rungu dapat mengembangkan beberapa cara berbicara dan pemahaman dalam berbicara.
Daftar Pustaka :
Garrison & Force. (1965). The Psychology of Exceptional Children 4th ed. New York : Ronald Press Company
Gardnerd & Bowley. (1972). The Handicapped child educational and psychology guidance for the originally handycapped 3rd ed. London :LOngman Group Limited
Mangungsong,, F. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: LPSP3-UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar