Buta warna
System penglihatan normal terdiri dari tiga subsistem, yaitu pembeda terang-gelap, kuning-biru, merah-hijau.semua kombinasi dianggap berasal dari ketiga warna tersebut. Buta warna adalah akibat dari kekurangan atau cacat pada satu atau dua subsistem diatas. System terang-gelap tetap berfungsi, kecuali jika individu tidak dapat melihat sama sekali. Individu dengan penglihatan normal disebut dengan trichromat. Individu dengan cacat satu system tetapi dapat menggunakan system yang lain disebut dichromat atau buta warna sebagian (buta warna terhadap kuning-biru dan merah-hijau).sedangkan individu yang hanya memiliki satu system terang-gelap disebut monochromat atau buta warna total (hanya memiliki system terang-gelap).
Nilai afektif warna
Warna juga bisa menimbulkan penilai atau perasaan tertentu. Warna yang kita amati bisa menimbulkan berbagai perasaan sehingga interpretasi kita terhadap warna bisa sangat berlainan. Warna putih misalnya, sering diartikan sebagai bersih, suci, menyerah (kalah),dan sebagainya. Warna merah bisa berarti berani, kebahagiaan, keberanian, amarah, dan sebagainnya.
Orang mengira penderita buta warna hanya melihat warna abu-abu,seperti melihat televisi hitam-putih. Buta warna adalah ketidakmampuan mata mengenali warna tertentu dan biasanya disebabkan oleh keturunan. Sekitar 90% penderita buta warna sulit membedakan warna merah atau hijau.
Kartu distorsi merupakan kartu pengacau yang berfungsi menengangkan mata atau mengistirahatkan mata. Kartu distorsi tidak mempunyai angka didalamnya atau pun pola.
Pada mata normal dapat membaca kartu stilling isihara selama 3-10 detik, jika mata yang bermasalah lebih dari 10 detik.
Daftar Pustaka :
http://beemag.formasi/butawarna
Riyanti Dwi B.P,Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati.1996. Psikologi Umum I (seri diktat kuliah). Jakarta : Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar